Beberapa bulan ini semakin santer propaganda untuk Minta Maaf pada Partai Komunis Indonesia (PKI). Pro-komunis mengatakan alasan negara dan kita (seluruh rakyat Indonesia) untuk minta maaf pada PKI adalah karena sebenarnya PKI-lah yang menjadi korban, bahkan sampai jutaan nyawa jumlahnya. Ini adalah hoax. Pembohongan publik. Sebagaimana disampaikan oleh Letjend. Purn. TNI Sintong Panjaitan, yang merupakan bagian dari sejarah peristiwa ‘65. Beliau saat itu prajurit yang aktif beroperasi di lapangan, terjun langsung ke lapangan, langsung mengetahui kondisi real apa yang sebenarnya terjadi.
Berikut adalah penuturan beliau,
Saya merasa terpanggil. Jika kita bicara korban PKI itu kapan sebenarnya terjadi? Korban ini terjadi setelah Letkol Untung menyatakan terbentuknya Dewan Revolusi di radio. Kebetulan waktu itu saya akan terjun ke Kalimantan Utara. Dengan adanya pengumuman dari Untung, maka satuan yang paling siap adalah satuan saya.
Waktu itu kami dengarkan dari radio tentang pembentukan Dewan Revolusi, dan daerah pertama yang menjawab adalah Jawa Tengah di mana Kolonel Herman mengambil alih pimpinan dengan membunuh pimpinannya dan Jawa Tengah siap membantu Dewan Revolusi maka diputuskan bahwa Jawa Tengah adalah daerah pertama yang menjadi basis operasi. Sebelum kita masuk ke Jawa Tengah di sana sudah banyak aksi yang dilakukan oleh massa komunis kepada massa anti komunis. Pembunuhan demi pembunuhan maka itu Jawa Tengah menjadi darurat operasi.
Mengenai data jumlah korban (dari massa komunis atau PKI - red) sampai jutaan itu semua adalah pembohongan publik. Saya tantang yang dari Yogja buktikan di sana ada pembantaian puluhan ribu orang. Di mana kerangka dan nama-nama korban? Laporan dari mana dan akuntabel tidak? Saya tidak mengerti banyak ahli sejarah yang bicara tapi belum pernah turun ke lokasi, semua omong kosong.
Laporan yang diberikan kepada Soekarno lewat Mayjen Sumarno adalah laporan yang berseberangan dengan kami sebagai pelaku operasi di lapangan, karena tidak ada perlawanan (dari massa antikomunis - red) dan korban (dari massa PKI - red) seperti yang dilaporkan.