Fenomena melek dalil patut disyukuri dan diapresiasi. Ini berarti ada kepedulian dalam beragama. Eh, tapi, hati-hatilah memilih dalil!

Salah memilih dan menafsirkan dalil itu berbahaya!

Contoh, wajibnya mengikuti/bai’at ke imam/amir yang dianut syi’ah (ahlul bait indonesia, ijabi, dll) dan islam jama’ah (LDII, CAI, senkom, 354). Kedua aliran ini punya dalil yang sama, Al Isra’: 71. Inti dari Al Isra’: 71 itu pada hari kebangkitan, semua orang dikumpulkan dijadikan berkelompok sesuai imamnya. Titik krusialnya adalah imam. Siapakah imam yang dimaksud di ayat ini? Syi’ah yakin imam yang dimaksud ya imam-imam syi’ah termasuk imam yang 12 jumlahnya dan marja’. Menurut islam jama’ah, LDII, 354 dan gengnya, imam yang dimaksud ya imam atau amir jama’ah mereka baik pusat maupun daerah.

Apanya yang salah? Imam yang dimaksud di Al Isra’: 71 itu ada 2 yaitu Rasul dan logbook catatan amal, bukan imam/amir jama’ahnya masing-masing!

Mengapa catatan amal? Gol dari kita mati trus hari kiamat dibangkitkan lagi adalah pembalasan amal perbuatan selama hidup di dunia. Apakah dibalas dengan surga atau neraka. Catatan amal ini akan dihisab, diaudit, amalnya ditimbang, ini orang dapat balasan surga atau neraka? Logbook ini ditulis oleh malaikat secara objektif sangat akurat dan detil. Setelah catatan amal diaudit, amalnya ditimbang, Sang Auditor sekaligus Hakim akan memvonis dapat predikat ashabul maymanah ataukah ashabul masy’amah, ahli surga ataukah ahli neraka. Dengan kata lain, catatan amal adalah tiket yang mengantar ke surga atau neraka.

Mengapa rasul itu imam? Allah itu baik. Untuk mengisi logbook catatan amal secara baik dan benar, Allah memberikan user manual alias panduan berupa kitab maupun suhuf melalui para rasul-Nya. Kalau taat mengikuti rasul dan user manual yang disampaikan rasul, logbook catatan amal jadi tiket ke surga.

Bagaimana ceritanya dikelompokkan sesuai rasul? Setelah manusia itu mati, dia akan didatangi malaikat. Malaikat tanya 6 hal, pertanyaan ketiga “man nabiyyuka (siapa nabi/rasulmu) ?” Jawaban atas 6 pertanyaan itu jadi dasar dia masuk kelompok mana, siapa yang akan jadi imamnya saat hari pembalasan.

Kalau imam yang dimaksud di Al Isra’:71 itu imam/amir jama’ah seperti pemahaman syi’ah dan 354, apa peran imam/amir jama’ah dalam audit/pengadilan final di hari pembalasan kelak?

Kalau imamnya adalah catatan amal, catatan amal ini jelas perannya. Sebagai dasar penghitungan/penimbangan amal. Misalnya, di catatan tertulis pada hari ini tanggal sekian tahun sekian jam sekian menit sekian detik sekian memukul si A karena bla bla bla bla. Ini akan diklarifikasi, apa benar? Kalau dia bilang yang tidak sesuai dengan yang tertulis di catatan atau dia mengelak, maka tangannya menjadi saksi, tangannya menjadi tangan yang supercanggih : bisa bicara.

Kalau imamnya adalah rasul, rasul ini juga jelas perannya karena punya hak istimewa. Sebagai saksi, pembela sekaligus pemberi syafa’at. Misalnya, di barisan kelompok Rasulullah Muhammad, ada orang yang diputuskan masuk neraka. Misalnya Rasulullah meminta pada Allah, orang ini rajin shalawat maka ampunilah dia ya Allah. Salah 1 sifat rasul itu sidiq (jujur). Apalagi Rasulullah juga punya gelar al amin (terpercaya). Maka, kemudian Allah mengampuni dan memasukkannya ke surga karena syafa’at Rasulullah.

Nah, apa peran imam syi’ah? Apa peran imam LDII? Kalau orang syi’ah orang LDII bungkam saya bantu jawab : peran mereka adalah orang yang dihisab, diadili, diaudit segala amal perbuatan. Sama seperti halnya kita-kita semua.

Apa mereka punya hak istimewa seperti rasul?

Mereka bukan rasul karena sudah jelas kan rasul yang terakhir itu bernama Muhammad bin Abdullah. Kalau berpemahaman imam di Al Isra’ : 71 itu imam/amir jama’ah, hati-hatilah! Bisa terjebak menabikan imam/amir jama’ah. Ini sama artinya dengan mengingkari rukun iman iman kepada nabi dan rasul. Konsekuensinya? Ya jadi murtad, riddah, kafir!

Rasul punya hak istimewa. Rasul punya 4 sifat wajib tabligh, sidiq, fathanah, amanah dan 4 sifat mustahil kitman, kidzib, baladah/jahil, khianat. Apakah imam syi’ah imam LDII punya 4 sifat wajib dan 4 sifat mustahil itu yang membuat derajat mereka jadi orang shalih hampir setingkat rasul dan bisa memberi syafa’at? Tidak! Mereka bisa saja dibilang tabligh tapi tidak menerima wahyu secara langsung dari Allah ataupun Jibril. Justru mereka kitman, menyembunyikan ajaran yang benar, menyembunyikan tafsir Al Isra’:71 yang benar. Mereka kidzib, bohong, mereka bilang imam mereka menjamin surga bagi pengikutnya. Apa jaminannya? Apakah imam mereka dijamin masuk surga? Siapa yang jamin? Imam LDII bilang sanad ilmu mereka adalah satu-satunya sanad yang sah. Kalau klaimnya adalah punya sanad yang sah mangkul musnad muttashil, bisa saja dibenarkan. Tapi klaimnya adalah sebagai the only one, no one except him. Ini jelas kidzib, jelas bohong, jelas kitman, menyembunyikan fakta. Di Indonesia banyak yang sanad ilmunya nyambung ke Rasulullah, contohnya KH Maimun Zubair dan alumni Univ Al Azhar Mesir. Fathanahkah? Kebohongan mereka itu justru menunjukkan mereka tidak fathanah sekaligus membuktikan mereka bodoh/jahil bahkan jahil murakkab. Kalau begitu bagaimana mereka memberi syafa’at kalau diri mereka saja berlumuran dosa?

Salah menafsirkan 1 kata (contoh, imam di Al Isra’:71) kemudian menjadikannya sebagai dalil ternyata berdampak sangat serius!

Maka hati-hatilah berdalil karena bisa saja mengandung konsekuensi seperti tersebut di atas.